Tuesday, April 15, 2008

Kemana Arah Pendidikan IT Indonesia ?

Oleh Nixon Erzed

Sebuah pertanyaan besar saat ini, kemana arah pendidikan IT Indonesia akan dibawa? Kalau mengikuti pakem "mutlak" Indonesia saat ini tentunya pendidikan IT; baik ditingkat pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi harus menuju kepada pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. Artinya lulusan pendidikan IT diharapkan menjadi orang yang siap pakai di dunia kerja IT.
Hal ini berbeda dengan dalil umum yang menyatakan bahwa bahwa lulusan sekolah (menengah/tinggi) adalah orang-orang yang belum siap kerja sehingga mesti mengalami masa magang, berbagai training, atau orientasi kerja sehingga baru benar-benar siap bekerja. Sementara lulusan IT dituntut sudah memiliki keahlian praktisnya ketika menjadi sarjana.

Karena dituntut siap kerja, program studi IT di berbagai perguruan tinggi mulai mengkombinasikan materi-materi praktis kedalam kurikulum akademik. Hal ini sangat berbeda dengan pendapat mahaguru-mahaguru idealis yang menyatakan pengetahuan/kehalian praktis tidak perlu diajarkan dalam kurikulum formal, karena mahasiswa-mahasiswa yang memiliki kematangan teoritis-matematis akan mudah mengadaptasi berbagai keahlian praktis tersebut. Kurikulum akademik harus dijejali dengan berbagai matakuliah dasar dan matakuliah dasar keahlian.

Dalam kondisi yang memenuhi kriterianya, memang seseorang yang mampu mencapai kematangan teoritis-matematis memilki kemampuan untuk mengadaptasi berbagai keahlian praktis. Artinya dalam hal ini yang bersangkutan selain "encer" otaknya, juga memiliki ketertarikan untuk menggeluti keahlian praktis. Yang bersangkutan tidak terjebak dalam mengutak-atik algoritma dasar saja, dan juga tidak terpaku dalam penggunaan fungsi-fungsi dasar. Untuk dapat mengadaptasi keahlian praktis maka yang bersangkutan harus memiliki keluwesan untuk menerima dan memanfaatkan berbagai komponen siap pakai. Bahkan kadang juga kesedian memanfaatkan modul-modul freeware dan opensource.

Betty Alisyahbana (mantan CEO IBM Indonesia) dalam tulisannya di Harian Kompas Oktober 2007 melansir bahwa Diperlukan Disiplin Ilmu Baru pada Abad ke 21.

Walaupun tidak boleh diterima bulat-bulat, tulisan ini mestinya dapat membuka mata para mahaguru betapa telah terjadi perubahan yang harus disikapi dalam kurikulum akademik pendidikan tinggi.

Memang jika dicermati lebih jauh, betapa pergeseran besar telah terjadi dalam bidang profesi dan keahlian IT. Saat ini kurikulum dan kemampuan yang 10-15 tahun yang lalu dianggap sebagai materi perguruan tinggi, telah bergeser menjadi materi yang layak didapat oleh siswa SMA. Berbagai kemudahan sebagai dampak kemajuan teknologi informasi, telah meyebabkan banyak kehalian yang tadinya adalah wilayah lulusan Informatika/Komputer telah berubah menjadi keahlian umum yang dapat dikuasai oleh lulusan berbagai program studi.

Pada akhirnya kembali ke pertanyaan semula : KEMANA ARAH PENDIDIKAN IT INDONESIA?



No comments: